Monday 10 November 2025 - 08:44
Para Santri Hendaknya Meneladani Sayyidah Fatimah (as) dalam Memperkuat Ketakwaan Diri dan Masyarakat

Hawzah/ Hujjatul Islam wal Muslimin Rafi’i, dalam sebuah pernyataan di hadapan para santri, mengibaratkan takwa sebagai “rem kendaraan” dan menegaskan bahwa “manusia tanpa takwa ibarat mobil tanpa rem, sangat berbahaya.”

Berita Hawzah – Hujjatul Islam wal Muslimin Rafi’i dalam sesi kajian akhlak di Pesantren Nargesiyeh Sirjan, merujuk pada Surah Al-Ma’idah ayat 35 menjelaskan bahwa kata “falah” dalam Al-Qur’an berarti keselamatan dan keberhasilan.

Ia menambahkan bahwa dalam bahasa Arab, “falah” juga berarti petani, sebagaimana petani menanam benih dan merawatnya hingga tumbuh, para santri pun harus menanam benih iman di hati masyarakat dan menjaga pertumbuhannya.

Merujuk pada ayat tersebut, beliau menyebutkan tiga prinsip utama untuk meraih falah, yaitu:

  • Takwa
  • Tawassul (memohon kepada Allah melalui para wali-Nya)
  • Usaha dan kerja keras

Hujjatul Islam Rafi’i mengibaratkan takwa sebagai “rem kendaraan”, dan menegaskan bahwa “manusia tanpa takwa ibarat mobil tanpa rem, sangat berbahaya.
Ia menekankan bahwa santri harus meneladani Sayyidah Fatimah Zahra (as) dalam menguatkan takwa diri dan mendorong ketakwaan di tengah masyarakat, karena inilah nilai sejati dari dakwah dan pengabdian seorang penuntut ilmu agama.

Dalam lanjutan ceramahnya, beliau merujuk pada khutbah ke-110 Nahjul Balaghah, dan mengingatkan bahwa “setiap amal membutuhkan sarana,” serta menyebutkan bahwa Imam Ali (as) telah menjelaskan berbagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah, di antaranya sedekah dan silaturahmi.
Ia menegaskan bahwa tawassul juga merupakan salah satu sarana penting untuk meraih kedekatan dengan Tuhan.

Pada bagian lain, beliau menekankan pentingnya usaha dan kerja keras, khususnya bagi santri perempuan, yang menurutnya harus mampu menjaga peran keibuan dan kewanitaan di rumah di samping menuntut ilmu dan berdakwah, karena “rumah dan pendidikan generasi beriman adalah medan jihad yang agung.”

Di akhir ceramah, Hujjatul Islam Rafi’i memberikan nasihat:
“Jangan sampai ilmu dan pelajaran menjadi sumber kesombongan; ilmu harus menjadi jalan menuju penghambaan dan kerendahan hati.”
Beliau juga mendorong para santri untuk memperdalam kajian sejarah dan tafsir Al-Qur’an sebagai bagian dari pembentukan wawasan dan kedalaman spiritual.

Tags

Your Comment

You are replying to: .
captcha